Jumat, 20 Januari 2012

Perkembangan Pemikiran Dalam Islam

 

PERKEMBANGAN PEMIKIRAN MODERN DALAM ISLAM
Oleh:  Zainal Masri
Mahasiswa STAIN Batusangkar





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
     Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi moderen memasuki dunia Islam, terutama sesudah pembukaan abad ke-19, yang dalam sejarah Islam dipandang sebagai permulaan priode moderen. Kontak dengan dunia Barat selanjutnya memberikan ide-ide baru kedunia Islam, seperti rasionalisme, nasionalisme, demokrasi dan sebagainya. Semua ini mennimbulkan persoalan-persoalan baru, dan pemimpin-pemimpin Islampun mulai memikirkan bagaimana cara mengatasi persoalan-persoalan tersebut.
      Sebagaihalnya di barat, di dunia Islam juga timbul pemikiran dan gerakan untuk menyesuaikan faham-faham keagamaan Islam dengan Perkembangan baru yang ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi moderen itu. Dengan jalan demikian pemimpinpin-pemimpin Islam moderen mengharap akan dapat melepaskan umat Islam dari suasana kemunduran untuk selanjutnya dibawa kepada kemajuan.
B.     Rumusan masalah
      Berdasarkan gambaran di atas, makalah ini akan menjawab hal-hal yang berkenaan dengan:
a.       Bagaimana lahirnya peradaban Islam modern dan latar belakang munculnya?
b.      Apakah yang dimaksud dengan tradisionalisme, pemurnian, pembaharuan, reformisme, tajdid, modernisme, westernisme, sekularisime?




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Lahirnya Peradaban modern dan latar belakang munculnya perkembangan Modern
1.      Lahirnya Peradaban Modren
                                Yusran Asmuni,(1998:2), kata moderen atau modernisasi lahir di dunia  barat, adanya sejak Renaisans terkait dengan masalah agama. Dalam masyarakat barat kata modernisasi mengandung arti pemikiran, aliran, gerakan dan usaha untuk mengubah paham-paham, adat istiadat, institusi-institusi lama dan sebagainya  agar semua itu dapat disesuaikan dengan pendapat-pendapat dan keadaan –keadaan baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi moderen.
Pikiran aliran ini segera memasuki lapangan agama dan moderen isme dalam kehidupan keagamaan di barat mempunyai tujuan untuk menyesuaikan ajaran ajaran yang terdapat dalam agama katholik dan Protestan dengan ilmu pengetahuan dan falsafat moderen. Aliran ini akhirnya membawa kepada timbulnya sekularisme di masyarakat Barat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi moderen memasuki dunia Islam, terutama sesudah pembukaan abad kesembilan belas yang dalam sejarah Islam dipandang sebagai permulaan periode moderen. Kontak dengan dunia Barat selanjutnya membawa ide-ide baru kedunia Islam seperti Rasionalisme, Nasionalisme, Demokrasi dan sebagainya. Semua ini menimbulkan persoalan-persoalan baru, dan pemimpin-pemimpin Islam pun mulai memikirkan cara mengatasi persoalan-persoalan baru itu.
Sebagai halnya di Barat, di dunia Islam juga timbul pikiran dengan gerakan untuk menyesuaikan faham-faham keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan kemajuaan ilmu pengetahuan dan teknologi moderen itu. Dengan jalan demikian pemimpin-pemimpin Islam moderen mengharap akan dapat melepaskan umat Islam dari suasana kemunduran untuk selanjutnya dibawa kemajuan.
Kata Modernisme dianggap mengandung arti-arti negatif di samping arti-arti positif, maka untuk menjauhi arti-arti negatif itu, lebih baik kiranya dipakai terjemahan Indonesianya yaitu pembaharuan

2.      Latar Belakang Munculnya Perkembagan Moderen
Mulai abad pertengahan merupakan abad gemilang bagi umat Islam. Di abad inilah daerah-daerah Islam meluas di Barat melalui Afrika Utara sampai ke Spanyol, di Timur melalui Persia sampai ke India, daerah-daerah ini tunduk kepada kekuasaan Khalifah yang pada mulanya berkedudukan di Madinah, Damaskus dan di Bagdad.
Hal tersebut berada pada fase tiga kerajaan Islam yang besar (1500-1800 M) yang dimulai dari zaman kemajuan (1500-1700 M) dan zaman kemunduran (1700-1800 M). Tiga kerjaan besar tersebut diantaranya kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Safawi di persia dan kerajaan Mughal di India. Di masa kemajuan ketiga kerajaan besar ini mempunyai kejayaan masing-masing terutama dalam bentuk literatur dan arsitek. Masjid-masjid dan gedung-gedung indah yang didirikan pada masa ini lebih banyak kemajuan di priode klasik. Perhatian pada ilmu pengetahuan masih kurang.
Di zaman kemunduran, kerajaan Usmani terpukul di Eropa, kerajaan Safawi dihancurkan oleh serangan-serangan suku bangsa Afghan, sedangkan daerah kekuasaan Mughal diperkecil oleh pukulan-pukulan Raja-Raja India. Kekuatan militer dan kekuatan politik umat Islam menurun. Umat dalam keadaan mundur dan statis. Dalam pada itu, Eropa dengan kekayaan yang diangkut dari Amerika dan Timur jauh., bertambah kaya dan maju. Pada akhirnya mereka mulai memasuki Islam secara luas. Hal ini  terlihat dengan di kuasainya Mesir oleh Napoleon di tahun 1998 M yang merupakan pusat Islam terpenting.
Maka masuklah pada periode modern (1800 M- selanjutnya). Dengan jatuhnya Mesir ketangan Barat menginsafkan dunia Islam akan kelemahannya dan menyadarkan umat Islam bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi dan merupakan ancaman bagi Islam. Raja-raja dan pemuka Islam mulai memikirkan bagaimana meningkatkan  mutu dan kekuatan umat Islam kembali. Di periode moderen inilah timbulnya ide-ide pembaharuan dalam Islam.
Beberapa terminologi yang berkaitan dengan perkembangan modern, tradisionalisme, pemurnian, pembaharuan, reformisme, tajdid, modernisme, westernisme, sekularisime dll.
B.     Beberapa teminologi yang berkaitan dengan perkembangan modern: tradisionalisme, pemurnian, pembaharuan, reformisme, tajdid, ishlah, modernisme, westernisme, sekularisime.
1.      Perkembangan moderen
Yaitu suatu perobahan yang menyeluruh di dunia ini melalui perkembangan ide-ide yang baru baik dalam bidang ilmu pengetahuan, sosial kemasyarkatan, Agama dan teknologi komunikasi dan multi media
2.      Tradisionalisme
Yaitu suatu gerakan yang memiliki pemikiran yang klasik yaitu berpegang kepada al-Qur’an dan Sunnah, namun daya jangkau wawasan pembaharuan yang dikumandangkan mereka disesuaikan dengan kebutuhan umat pada saat itu. Memreka masih berpegang kepada cara-cara lama dalam menjalankan ajaran Islam.
3.      Pemurnian
            Yaitu suatu pemikiran terhadap Agama untuk menghilangkan praktek tak’lid, bid’ah dan khurafat, sehingga kempali kepada kemurnian Islam pada masa Nabi Muhammad dan para Sahabatnya yang berdasarkan al-Qur’an dan Sunnah.
4.      Pembaharuan
            Yusran Asmuni,(1998:2), disebutkan bahwa pembahruan dapat juga disebut dengan “reformasi” yaitu membentuk kembali, atau mengadakan perubahan kearah yang lebih baik,  dapat pula dirtikan dengan perbaikan.
           
            Konsep pembaharuan ini terdapat dalam al-Qur’an Surat adh-Dhuha ayat 4:

Artinya:” dan Sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan)”.

            Kemudian lebih tegas Hadis Nabi Muhammad SAW. Yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Hakim, dari Abu Hurairah sebagai berikut:
“sesungguhnya Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana akan membangkitkan mujaddin-mujaddin bagi umat (Islam) pada setiap seratus tahun yang akan memperbaharui (jiwa dan semangat) agama mereka.
            Pembaharuan yang dianjurkan dalam Islam bukanlah westernisasi, tetapi pemikiran terhadap Agama yang harus diperbaharui dan di reformis yang tidak timbul dari pemikiran yang sempit.
5.      Reformisme
            Abdul Sani, (1998:3), reformisme dapat di artikan dengan suatu golongan yang berpaham tentang pemikiran yang menitik beratkan pada arti pengembalian orisinalitas pemahaman dan praktek Islam kepada kajian literal al-Qur’an dan Sunnah.   Salah seorang tokohnya yaitu Ibn- Taimiyah (728 H/1328 M).
            Hal ini tergambar dalam hadis Rasulullah SAW. Di saat “khutbatul wada”. Yang artinya:
“Aku tinggalkan kepadamu dua perkara, jika kamu mau berpegang teguh kepada keduanya, maka kamu tidak akan sesat selamanya,  kedua hal tersebut adalah al-Qur’an dan Sunnahku.
            Dan juga firman Allah SWT. Dalam QS. Al- Anfal ayat 4:

Artinya:”Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia”.

                Umat Islam dewasa ini menghadapi dua tantangan, yaitu:
a.       Tekanan (pressure) dari dunia modern, dimana kita harus tetap tegak di atas akidah dan syari’at Islam.
b.      Adanya kerapuhan masyarakat Islam yang mengalami kemunduran dalam segala bidang (iptek, akhlak, dan terjadinya perpecahan yang merongrong ukhwah Islamiyah). A. Munir, sudarsono, (1994:19-20).
6.      Tajdid
a.       Arti dan fungsi Tajdid
      A Munir, Sudarsono, (1994:9-10) Istilah tajdid ini ada yang mengarttikan sebagai pembaruan, modernisasi, reoriantasi pemurnian dll.
      Tajdid berasal dari bahasa Arab “ jaddadan, yujaddiru” yang berarti membuat sesuatu menjadi baru kembali. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh KH. Ahmad Sidiq bahwa tajdid lebih banyak mengandung pengertian “memulihkan” sesuatu kepada keadaan semula ( ketika masih baru, belum terkena  debu atau karat), bukan berarti “mengganti” sesuatu yang lain, yang “baru”.
      Sedangkan menurut Yusuf Qardawi tajdid di artikan dengan pembaruan, modernisasi” yakni upaya pengembalian pemahaman Agama kepada kondisi semula sebagaimana masa Nabi. Dari rumusan Tajdid menurut kedua tokoh tersebut, jelaslah bahwa tajdid adalah pembaharuan dan modernisasi, yang maksudnya pemulihan menjadi semula ketika masih baru atau usaha pengembalian pada kondisi semula sebagaimana masa Nabi.
b.      Latar Belakang Timbulnya Tajdid
      Menurut Syaikhul Hadi Permana timbulnya tajdid karena keterbelakangan konsdisi umat Islam sejak abad ke-13 – abad ke-19, bahkan sampai dengan sekarang.
      Pemikiran ini timbul sebagai hasil dari kontak yang terjadi antara dunia Islam dan barat. Sebelum periode modern, kontak sebenarnya sudah ada, terlebih-lebih antara kerajaan usmani yang mempunyai daerah kekuasaan di daratan Eropa dengan beberapa negara Barat. Di ketika negara-negara itu mulai memasuki masa kemajuan, kerjaan usmani mulai memasuki kemunduran.
      Moh. Abduh yang terkenal sebagai tokoh pembaharuan atau modernisasi diantara pergerakan pembangunannya, yaitu:
1)      Mensucikan Islam dari pengaruh yang salah atau kebid’ahan
2)      Pembaharuan pendidikan yang lebih tinggi atau kaum muslimin
3)      Pembaruan rumus ajaran Islam menurut alam pikiran yang modern
4)      Pembelaan Islam terhadap pengaruh-pengaruh Barat dan serangan Kristen
7.      Modernisme
            Modernisme dalam Khasanah masyarakat Barat mengandung makna pikiran, aliran, gerakan, dan usaha-usaha untuk mengubah paham-paham, adat istiadat, institusi-institusi lama dan sebagainya untuk disesuaikan dengan suasana baru yang ditibulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Abdul Sani,(1998:1) yang dikutip dari pendapat Harun Nasution,(1986:11)
8.      Westernisme
            Westernisasi merupakan golongan yang berpaham kebaratan. Golongan ini berawal dari gerakan dari orang barat yang mempunyai idealisme Barat, juga tokoh intelegensia Turki itu sendiri yang terbaratkan dalam pemikiran dan prilakunya. Golongan karena banyak mengonsumsi pemikiran barat dalam semua aspeknya, maka mereka inilah yang disebut dengan westernisme.

9.      Sekularisme
            Sekularisme merupakan golongan yang mengadopsi pemikiran barat secara intensif, sehingga aspek sosial kemasyarakatan selalu diteropong dengan pandangan-pandangan sekuler.










BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa:
1.      Pembaharuan dalam Islam merupakan pemikiran-pemikiran atau ide-ide baru dalam Islam untuk mengatasi masalah-masalah baru akibat dari kemajuan dari dunia barat dari bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.      Pembaharuan dalam Islam munjul berawal dari kesadaran pemimpin-pemimpin dan intelektual muslim yang selama ini berada dalam kemunduran sedangkan dunia barat semangkin maju. Hal dirasakan ketika Napoleon menguasai mesir yang merupakan kota terpenting dalam Islam. Hal ini juga terpicu dengan runtuhnya tiga kerajaan Islam yang besar, yaitu kerajaan Usmani di Turki, Kerajaan Mughal di India dan kerajaan Safawi di persia. Sehingga lahirlah peradaban modern dalam Islam
3.      Dalam pembaharuan Islam terdapat beberapa istilah yaitu tradisionalisme, pemurnian, pembaharuan, reformisme, tajdid, modernisme, westernisme, sekularisime.
a.       Tradisionalisme yaitu golongan yang mempertahankan pemikiran-pemikiran lama
b.      Pemurnian, pembaharuan, reformisme, tajdid (semua istilah ini memiliki  persamaan arti hanya saja sedikit berbeda, kalau pemurnia, pembaharuan, reformisme menitikberatka kepada pemikiran untuk Islam, sedangkan modernisme menitik beratkan kepada baratnya.





DAFTAR PUSTAKA

Munir, Sudarsono, Aliran Modern Dalam Islam. Jakarta: Rineka Cipta, 1994
Yusran Asmuni, Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan Dalam Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998

Abdul Sani, Lintasan Sejarah Pemikiran Perkembangan Modern dalam Islam, Jakarta: Grafindo Persada, 1998

Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikirann dan gerakan, Jakarta: Bulan Bintang, 1982

Tidak ada komentar:

Posting Komentar